Edisi 157 MAJALAH SAWIT INDONESIA NOVEMBER 2024

“Move fast and break things. Unless you are breaking stuff, you are not moving fast enough”, pernyataan Mark Zuckerberg ini dapat dimaknai bahwa dunia usaha harus dapat bergerak cepat dan jangan takut untuk gagal. Perkembangan teknologi di industri sawit merupakan sebuah keniscayaan seperti di sektor industri lainnya. Pemanfaatan teknologi telat meluas di lini bisnis sawit dari hulu sampai hilir. Kini, data yang didapatkan sudah bersifat realtime termasuk data-data di kebun yang terintegrasi dengan perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta.

Majalah Sawit Indonesia edisi November mengulas teknologi uji kualitas sawit yang ditawarkan oleh IAT Technology Pte. Ltd. IAT menawarkan alat pendeteksi kualitas sawit mulai dari buah/Tandan Buah Segar (TBS) berupa FFB, EFB, CPO/PKO, Sludge, biji sawit, bungkil biji sawit, dan limbah produksi. Alat pendeteksi ini adalah IAS-6100 dengan desain khusus, ringkas dan portabel sehingga mempermudah pengujian serta sifatnya fleksibel untuk dibawa ke berbagai lokasi mulai dari kantor, lokasi produksi, laboratorium, dan kebun.

IAS-6100 menawarkan kemampuan anti-interferensi yang ditingkatkan, memastikan pengoperasian yang stabil dan andal dalam berbagai pengaturan. Model bawaan telah ditingkatkan secara komprehensif, dengan penambahan aplikasi untuk industri minyak sawit. Alat ini dapat mendeteksi asam lemak bebas, kadar air, DOBI, kandungan minyak, dan parameter penting lainnya dalam minyak sawit mentah, biji sawit, bungkil biji sawit, dan limbah produksi.

Di Rubrik Hot Issue, Majalah Sawit Indonesia dan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit mengadakan Seminar “Peranan Kawasan Ekonomi Khusus Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Industri Hilir Sawit Bernilai Tambah Tinggi” yang bertujuan melanjutkan kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk menggerakkan hilirisasi sawit.

Khusus KEK yang berusaha atau memiliki tema industri pengolahan sawit, tambahnya, sudah ada 37 pelaku usaha dengan realisasi investasi kumulatif Rp21,9 triliun dan juga menyerap tenaga kerja sebanyak 6.247 orang. Salah satu KEK yang berhasil adalah KEK Sei Mangkei memiliki total area seluas 1.993,8 hektare yang didirikan pada 2012 dengan total aset Rp16,49 triliun yang merupakan kombinasi dari pemerintah dan swasta.
Pembaca, kami harapkan Majalah Sawit Indonesia dan website sawitindonesia.com dapat menjadi pilihan untuk menjadi referensi sumber informasi perkelapasawitan. Karena itulah, berbagai saran dan masukan sangat kami butuhkan. Tabik.